Jumat, 08 Mei 2020

JUDUL PTK MATEMATIKA SMP KELAS 9

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan patisipasi siswa yang masih rendah dalam proses pembelajaran matematika di kelas IX-1 SMP Negeri. Pemecahan masalah rendahnya partisipasi siswa di kelas IX-1 SMP Negeri adalah dengan penerapan metode tutor sebaya. Setelah diterapkan metode tutor sebaya partisipasi siswa kelas IX-1 dalam pembelajaran matematika meningkat. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus terhadap 37 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi oleh guru dan kolaborator, dan analisis data dilakukan secara deskripsi dengan teknik persentase. Tingkat partisipasi siswa dinyatakan dengan kategori tinggi, sedang, atau rendah, sedangkan keberhasilan tutor sebaya dinyatakan dengan berhasil, kurang berhasil, atau tidak berhasil ptk matematika smp kelas 9 materi kesebangunan.
Berdasarkan hasil penelitian ptk matematika smp untuk kenaikan pangkat yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tinggi, karena telah mencapai kriteria yang ditetapkan yakni 100% siswa terlibat aktif, 2) Frekuensi siswa yang bertanya tinggi, karena kriteria yang telah tercapai 76%, sedangkan kriteria 75%, 3) Siswa yang mampu mengajukan pendapat sedang, karena meskipun belum memenuhi kriteria tetapi dari segi kuantitas mengalami peningkatan, 4) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan tinggi yaitu 83%, sedangkan kriteria 80%, dan 5) Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Dengan demikian implementasi metode tutor sebaya berhasil meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas IX-1 SMP Negeri. Kata kunci : Prestasi Belajar, Metode Tutor Sebaya contoh ptk matematika smp kurikulum 2013 doc

JUDUL PTK 1. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK FUNGSI KUADRAT MELALUI PENDEKATA N  PEMBELAJARAN  KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BAGI SISWA KELAS IX-C SMPN 2 CILACAP KABUPATEN CILACAP SEMESTER II TAHUN 2015/2016

JUDUL PTK 2. PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI KEKONGRUENAN DAN KESEBANGUNAN DI KELAS IX-A SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015-2016

JUDUL PTK 3. “MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAN KONSEP KESEBANGUNAN SEGITIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH KESEBANGUNAN MELALUI MODEL INQUIRY TERBIMBING DI KELAS IX.E MTsN MODEL MARTAPURA TAHUN AJARAN 2016/2017”

JUDUL PTK 4. MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KONSEP BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS VII D SMPN 1 BINTUNI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

JUDUL PTK 5. PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 CILACAP KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

JUDUL PTK 6. PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM BANGUN RUANG DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 3 EMPANG KECAMATAN EMPANG KABUPATEN SUMBAWA  TAHUN PELAJARAN 2015/2016


JUDUL PTK 7. PENERAPAN STRATEGI ELABORASI PQ4R DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PERBANDINGAN PADA KELAS VIII-F SMP NEGERI 1 NUNUKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JUDUL PTK 8. PENERAPAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGELOMPOKKAN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SUKATANI KABUPATEN BEKASI TAHUN PELAJARAN 2014-2015

JUDUL PTK 9. PENERAPAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGELOMPOKKAN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII C DI SMP NEGERI 1 BINTUNI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013

JUDUL PTK 10. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI  (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 GENTENG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2016/2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pada  hakekatnya  matematika  muncul  dari  kehidupan  nyata  sehari-hari. Sebagai  contoh,  bangun-bangun  ruang  dan  datar  pada  dasarnya  didapat  dari benda-benda  kongkrit  dengan  melakukan  proses abstraksi dan idealisasi dari benda-benda  nyata.  Karenanya  proses  pembelajaran  matematika  harus  dapat menghubungkan  antara  ide  abstrak  matematika  dengan  suatu  situasi  nyata yang pernah dialami siswa ataupun yang dapat dipikirkan siswa contoh proposal ptk matematika smp download.

Kita harus kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat   jangka   pendek,   tetapi   gagal   dalam   membekali   anak   dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Tuhan telah menciptakan jagat raya beserta isinya ini demikian sempurna, baik dari segi kelengkapan, keteraturan, keindahan, dan sebagainya. Manusia sebagai ciptaan-Nya yang dikaruniai kemampuan berpikir, diwajibkan untuk memelihara, mempelajari, dan menyelidiki maknanya untuk digunakan bagi keuntungan umat manusia. Salah satu wujud nyata untuk itu adalah mempelajari geometri.
Geometri dan pengukuran adalah salah satu aspek  dalam  mata pelajaran matematika  pada satuan pendidikan SMP/MTs berdasarkan kurikulum berbasis  kompetensi. Pelajaran geometri di sekolah  diarahkan  sebagai pembekalan para siswa untuk memecahkan misteri alam ciptaan-Nya dalam rangka sejahterakan  umat manusia. Oleh karena itulah maka dalam setiap  pembelajaran  diharapkan  menggunakan pendekatan kontekstual yang akrap dengan kehidupan nyata sehari-hari.

Kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran “Geometri Ruang” di pendidikan  dasar  dan  menengah  merupakan  salah  satu  dari  sekian  banyak topik  yang  menjadi  masalah  terkemuka.  Baik  guru  maupun  siswa  banyak mengalami hambatan untuk memahaminya. Demikian   pula  dengan   peserta didik kelas IX-1 SMP Negeri masih   mengalami   kesulitan   dalam menyelesaikan  soal–soal  yang  berkaitan  dengan  menghitung  luas  selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga hasil belajar peserta didik kelas IX-1 SMP Negeri 280 tahun pelajaran 2006/2007 dalam pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung, masih sangat  rendah. Akibatnya presentase  penguasaan  materi soal matematika ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2006/2007 untuk menyelesaikan volum bangun ruang hanya mencapai 58,97 sedangkan untuk menyelesaikan soal tentang luas bangun ruang hanya mencapai 63,25 ptk matematika smp kelas 7 lengkap pdf.

Dilain pihak, bagi mereka yang bergerak di bidang tehnik bangunan  maupun  otomotif,  para  dokter  bedah,  pematung,  perencana,  dan pelaksana tata ruang, dan masih banyak bidang lain, memerlukan kemampuan dalam menginterpretasi gambar bangun ruang dan hubungan antar unsur-unsur ruangnya. Yang menyangkut bidang pekerjaan menengahpun banyak memerlukan pengetahuan ruang, misalnya kaitan bangun ruang dengan   jaring- jaringnya. Hal  ini  banyak  digunakan  dalam  pembuatan  berbagai  kemasan makanan maupun kemasan produk–produk industri dalam berbagai skala laporan ptk matematika smp pdf.

Pembangunan fisik di segala bidang, seperti bidang tehnik (bangunan, mesin, elektro, arsitek), bidang pertanian, bidang pertambangan, bidang transportasi, dan sebagainya memerlukan penguasaan ukuran dan bentuk – bentuk yang semua ini dapat dikuasai melalui belajar geometri.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX-1 SMP Negeri pada  materi  pokok  tabung, kerucut  dan  bola,  melalui  penelitian  ini  akan dicobakan pembelajaran melalui implementasi pendekatan kontekstual. Sesuai dengan latar belakang Standar kompetensi Mata Pelajaran matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai  peran  penting  dalam  berbagai  disiplin  dan memajukan  daya  pikir  manusia. Perkembangan  pesat  di  bidang  teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan  mencipta  teknologi  di  masa  depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika   perlu   diberikan   kepada semua peserta didik   mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang   selalu   berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. 

Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan sesuatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisme  atau generalisasi untuk suatu pemecahan masalah. Pentingnya belajar matematika tak lepas dari peran matematika pada segala jenis kehidupan.

Matematika berkenaan dengan   ide–ide  atau  konsep–konsep  yang bersifat  abstrak. Oleh  karena itu  penyampaian materi  pelajaran  matematika harus   disesuaikan dengan intelektual peserta didik. Pembelajaran matematika harus membuat peserta didik senang dan berminat belajar, karena minat belajar peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk meningkatkan  pemahaman  dan hasil  belajar  peserta  didik,  keaktifan peserta didik merupakan syarat mutlak bagi terjadinya proses belajar–mengajar yang baik. Dalam pembelajaran matematika, salah satu cara agar peserta didik aktif dalam   kegiatan   belajar-mengajar   adalah   dengan   menggunakan Lembar Kegiatan  Siswa (LKS).

B.  Permasalahan

1.   Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas sebagai prarefleksi, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1) Siswa  kelas  IX-1 SMP Negeri mengalami  kesulitan  dalam menyelesaikan  soal-soal  yang  berkaitan  dengan  tabung,  kerucut  dan bola, sehingga hasil belajar mereka rendah.
2)   Banyak  hal-hal  disekeliling  kita  yang  dapat  diintegrasikan  dalam pembelajaran tabung, kerucut dan bola.
Dengan  demikian  rumusan  masalah  penelitian  tindakan  kelas  ini adalah  sebagai berikut. Apakah melalui implementasi pendekatan kontekstual dapat  meningkatkan  hasil  belajar  peserta  didik  kelas  IX-1 SMP Negeri tahun  pelajaran  2006/2007  pada  materi  pokok tabung, kerucut dan bola?

2.   Pemecahan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat dideskripsikan asumsi penyebab masalah  yang  dapat bersumber dari siswa, guru, fasilitas, maupun PBM. 
Untuk  menjawab permasalahan di atas, bentuk tindakan untuk memecahkan masalahnya adalah dengan diterapkannya model pembelajaran  dengan pendekatan kontekstual.

C.  Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan hasil  belajar siswa  kelas  IX-1 SMP Negeri tahun pelajaran  2006/2007 dalam  materi  pokok  tabung,  kerucut  dan  bola  melalui implementasi pendekatan kontekstual.

D.  Manfaat Hasil Penelitian 
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan IPTEK,  khususnya  pembelajaran matematika  di  jenjang SMP.
1.   Bagi peneliti, penelitian tindakan kelas ini menambah pengalaman yang sangat berharga dalam upaya  meningkatkan hasil belajar siswa.
2.   Bagi   siswa, hasil   penelitian   ini   diharapkan   dapat dijadikan pedoman dalam mempelajari materi pokok tabung, kerucut dan bola.
3.   Bagi  guru  matematika,  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan masukan   didalam  meningkatkan   minat   belajar   siswa   terhadap   mata pelajaran   matematika   pada   umumnya,  dan   khususnya   pada   standar kompetensi  geometri  dan  pengukuran  sehingga  hasil  hasil  belajar  siswa dapat lebih meningkat.
4.   Bagi sekolah , hasil pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk menyempurnakan pembelajaran matematika SMP.




0 komentar:

Posting Komentar