contoh judul ptk bk smp Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesenjangan dalam praktek pendidikan yang cenderung siswa sekolah hanya mengejar status, mereka lebih mementingkan nilai bukannya prestasi ptk bimbingan konseling . Siswa mengejar nilai dengan cara mencontek dan tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya contoh proposal tesis bimbingan dan konseling. Siswa merasa cepat puas dengan apa yang telah diraih, takut dikritik jika berpendapat dan kurang memiliki rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan ptk bimbingan konseling smp lengkap pdf. Gejala rendahnya kreativitas siswa SMP Negeri dalam belajar seperti kurang mandiri dalam belajar, kurangnya rasa ingin tahu, mengerjakan tugas dengan mencontek, tidak menghargai kemampuan sendiri, takut terhadap guru atau tidak berani mengambil resiko untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya ataupun takut pada kegagalan di kalangan siswa tidak boleh dibiarkan terus menerus karena memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Faktor yang turut menentukan prestasi bukan hanya intelegensi atau kecerdasan tetapi kreativitas juga berperan penting contoh proposal rancangan pelatihan untuk guru bk tentang pengembangan pribadi konselor.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan belajar yang dapat mengembangkan kreativitas siswa Negeri kelas IX-4 Tahun Pelajaran 2007/2008.
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS BK BIMBINGAN KONSELING SMP
PTK BK SMP DOC BIMBINGAN KONSELING KELAS IX
PTK BK BIMBINGAN KONSELING MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SMP
PTK BK SMP OPTIMALISASI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall yang pada pelaksanaannya dilakukan modifikasi terhadap langkah-langkahnya, yaitu studi pustaka, studi pendahuluan dan penyusunan model hipotetik Subjek penelitian diambil 35% dari seluruh siswa kelas VIII, yaitu 124 siswa untuk dijadikan sampel sehingga sampel menjadi 50 orang (pembulatan dari 49,6) download ptk bk word.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa kelas IX-4 SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 memiliki tingkat kreativitas yang sedang. Hal ini ditunjukkan dengan 48% siswa (24 orang) berada dalam kategori sedang, 16% siswa (8 orang) memperlihatkan tingkat kreativitas yang tergolong pada kategori tinggi dan 36% siswa (18 orang) memperlihatkan tingkat kreativitas yang tergolong pada kategori rendah ptk bk.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas adalah melalui bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang ditujukan untuk membantu siswa menyelesaikan permasalahan di bidang belajar, termasuk meningkatkan kreativitas siswa, seperti bagaimana menumbuhkan minat belajar, bagaimana mengerjakan tugas dengan baik, mengungkapkan pendapat tanpa rasa malu dan evaluasi hasi belajar penelitian tindakan bimbingan dan konseling.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri siswa, terutama bagi pembangunan bangsa. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada cara bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa contoh penelitian bimbingan konseling.
Proses pendidikan tidak hanya sekedar mempersiapkan siswa untuk mampu hidup dalam masyarakat kini, tetapi mereka juga harus disiapkan untuk hidup di masyarakat yang akan datang yang semakin lama semakin sulit diprediksi karakteristiknya syarat instrumen ptk bk.
Pendidikan seyogyanya ditujukan untuk mengembangkan kreativitas siswa, misalnya siswa dapat menghadapi situasi yang kompleks, percaya terhadap kemampuan diri sendiri, merumuskan ide-ide yang baru dan karya-karya orisinal serta fleksibel dalam berpikir dan bertindak untuk menyongsong perubahan-perubahan dalam lingkungan yang mengancam keberlangsungan hidup individu maupun masyarakat.
Salah satu lingkungan pendidikan yang penting dalam pengembangan kreativitas adalah sekolah. Setiap siswa memiliki bakat kreatif dan ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan dan karena itu perlu dipupuk sejak dini. Bila bakat kreatif siswa tidak dipupuk, maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan contoh dokumen hasil penelitian bk smp.
Hampir dapat dipastikan bahwa semua materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, mulai taman kanak-kanak hingga jenjang pendidikan tinggi, menuntut kreativitas para siswanya. Kreativitas bukan hanya dalam lingkup pelajaran kesenian (seni rupa, seni musik dan seni pahat), tetapi dalam pelajaran lain pun seringkali menuntut kreativitas.
Kreativitas siswa dimungkinkan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila lingkungan sekolah turut menunjang siswa dalam mengekspresikan kreativitasnya. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru hendaknya menekankan kepada upaya mengembangkan kreativitas siswa secara optimal.
Begitu pentingnya pengembangan kreativitas siswa, dapat diamati dari bergesernya peran guru yang semula sering mendominasi kelas, kini lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran lebih aktif dan kreatif dalam suasana yang menyenangkan.
Saat ini inovasi pembelajaran sebagai kata kunci untuk mengatasi problematika pembelajaran di sekolah menengah, diwujudkan dalam bentuk "gerakan pemerataan" strategi atau pendekatan dan metode pembelajaran. Guru mata pelajaran dan konselor mempunyai peranan besar terhadap kreativitas siswa di sekolah melalui penyampaian materi dengan berbagai strategi dan metode untuk mengembangkan kreativitas siswa.
Pada pembelajaran matematika misalnya, guru memulai pelajaran dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah sudah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Contoh lain pada pelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan komunikatif, pendekatan tematis dan pendekatan terpadu. Pendekatan komunikatif mengisyaratkan agar pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diorientasikan pada penguasaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Pendekatan tematis menyarankan agar pembelajaran bahasa diikat oleh tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa, yang digunakan sebagai sarana berlatih membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara. Pendekatan terpadu menyarankan agar pengajaran bahasa Indonesia didasarkan pada wawasan Whole Language, yaitu wawasan belajar bahasa yang intinya menyarankan agar kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan terpadu antara membaca, mendengarkan, menulis dan berbicara. Dengan konsep itu, dalam jangka panjang, target penguasaan kemahinvacanaan itu bisa tercapai.
Pada pembelajaran sain, pendekatan discovery atau penemuan terbimbing dapat diterapkan. Pendekatan ini merupakan pendekatan di mana siswa diarahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari serangkaian aktivitas yang dilakukan, sehingga siswa seolah-olah menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Pada pendekatan penemuan terbimbing permasalahan dilontarkan oleh guru, cara pemecahan masalah juga ditentukan oleh guru, sedangkan penentuan kesimpulan dilakukan oleh siswa.
Contoh-contoh strategi atau pendekatan dalam mengajar yang diuraikan di atas, sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005: 164) bahwa: "Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar".
Namun hal yang terjadi di sekolah-sekolah, ketika guru sudah siap untuk memberikan materi dengan strategi agar siswa aktif dan kreatif, masih banyak sebagian besar siswa belajar secara mekanis, menghafal fakta tanpa pemahaman bagaimana hubungan antar fakta tersebut. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Harianto (Slameto, 2003 : 136) yang menegaskan bahwa sistem menghafal masih mendominasi siswa.
Dengan nada yang sedikit berbeda, F. Dennis (Slameto, 2003 : 136) menyatakan bahwa siswa sekolah hanya mengejar status, mereka lebih mementingkan nilai bukannya prestasi. Siswa mengejar nilai dengan cara mencontek atau menyogok guru dan tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa merasa cepat puas dengan apa yang telah diraih, takut dikritik jika berpendapat dan kurang memiliki rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, kreativitas siswa dalam belajar cenderung rendah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada beberapa guru mata pelajaran, fenomena yang terdapat di SMP Negeri, terdapat beberapa siswa terutama kelas IX yang belum mengoptimalkan kreativitasnya. Hal ini dapat terlihat masih banyak siswa yang malu untuk mengungkapkan gagasan, masih banyak siswa yang belum mampu melihat suatu soal dari sudut pandang yang berbeda dan kurang mampu mencari banyak alternatif pemecahan masalah, siswa hanya mempelajari fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori pada tingkat ingatan, siswa belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Gejala rendahnya kreativitas siswa SMP Negeri dalam belajar seperti kurang mandiri dalam belajar, kurangnya rasa ingin tahu, mengerjakan tugas dengan mencontek, tidak menghargai kemampuan sendiri, takut terhadap guru atau tidak berani mengambil resiko untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya ataupun takut pada kegagalan di kalangan siswa tidak boleh dibiarkan terus-menerus karena memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Faktor yang turut menentukan prestasi bukan hanya intelegensi atau kecerdasan tetapi kreativitas juga berperan penting.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas adalah melalui bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang ditujukan untuk membantu siswa menyelesaikan permasalahan dibidang belajar, termasuk meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar, misalnya cara menumbuhkan minat belajar, cara terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, mengungkapkan pendapat tanpa rasa malu dan mengevaluasi hasil belajar. Kreativitas siswa meningkat jika konselor mampu melakukan bimbingan belajar dengan baik. Konselor dituntut memiliki keterampilan membuat program bimbingan yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah yang dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Pentingnya melakukan penelitian tentang kreativitas siswa adalah untuk mengungkap tingkat kreativitas siswa SMP Negeri melalui angket. Hasil dari kreativitas siswa akan menjadi gambaran dan menjadi dasar pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Kreativitas tidak hanya dapat diajarkan jika dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu, tapi juga dapat diajarkan dalam konteks yang "content free" atau lepas dari materi tertentu misalnya melalui bimbingan dan konseling. Kreativitas hendaknya meresap dalam iklim kelas melalui faktor-faktor seperti eksplorasi rasa ingin tahu, kemungkinan membuat pilihan dan siswa perlu belajar cara menggunakan sumber-sumber yang ada secara optimal untuk menemukan jawaban inovatif atas suatu masalah.
Rogers (Munandar, 2002 : 23) menekankan bahwa kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan. Hal ini sejalan dengan tujuan bimbingan dan konseling, yaitu mengembangkan seeluruh potensi dan kemampuan yaaang dimiliki siswa seoptimal mungkin.
Bertolak dari pendapat tersebut, maka pengembangan kreativitas siswa tidak saja melalui mata pelajaran, tapi juga melalui bimbingan dan konseling, khususnya bimbingan belajar. Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan berfungsi untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam lingkungannya.
Oleh karena itu, program bimbingan belajar yang terarah dan terencana sangat diperlukan untuk menghasilkan siswa yang tidak saja pintar secara akademis, tetapi juga memiliki kreativitas agar siswa sebagai bagian dari masyarakat siap menyongsong perubahan dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berfokus pada penyusunan program bimbingan belajar untuk mengembangkan kreativitas siswa SMP Negeri Kelas IX Tahun Pelajaran 2007/2008.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada alasan di SMP Negeri tercipta iklim yang kondusif unuk mengembangkan kreativitas para siswanya, antara lain adanya yaang memungkinkan partisipasi dan kerja sama antara siswa dan guru, adanya keterbukaan guru mengenai gagasan baru dan menghargai keragaman potensi siswa serta adanya iklim keamanan dan kebebasan psikologis untuk mengadakan eksplorasi.
Dalam upaya mengembangkan program bimbingan belajar untuk mengembangkan kreativitas siswa, masalah penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.
a. Bagaimana gambaran umum kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008?
b. Bagaimana gambaran kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek rasa ingin tahu?
c. Bagaimana gambaran kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek bersifat imajinatif?
d. Bagaimana gambaran kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek tertantang oleh kernajemukan?
e. Bagaimana gambaran kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek berani mengambil resiko?
f. Bagaimana gambaran kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek menghargai?
g. Bagaimana program bimbingan belajar di SMP Negeri 1Tahun Pelajaran 2007/2008 yang telah dilaksanakan?
h. Bagaimana program bimbingan belajar hipotetik yang dapat digunakan oleh konselor untuk dapat mengembangkan kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mendapatkan gambaran secara umum mengenai tingkat kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008.
b. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek rasa ingin tahu.
c. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek bersifat imajinatif.
d. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek tertantang oleh kemajemukan.
e. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek berani mengambil resiko.
f. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa kelas IX SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 pada aspek menghargai.
g. Mendapatkan gambaran mengenai program bimbingan belajar di SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008 yang telah dilaksanakan dalam hal kreativitas siswa.
h. Menghasilkan program bimbingan belajar yang dapat mengembangkan kreativitas siswa SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Proses serta hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan berupa kerangka teoretis pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan kreativitas di lingkungan sekolah khususnya di SMP Negeri Tahun Pelajaran 2007/2008.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pihak sekolah
Memiliki gambaran bimbingan belajar untuk mengembangkan kreativitas siswa dan mengintegrasikannya ke dalam program sekolah secara keseluruhan.
2) Bagi konselor sekolah
Memiliki gambaran program bimbingan dan konseling untuk siswa. Konselor juga dapat mengetahui gambaran pelaksanaan pengembangan program bimbingan yang baik sehingga mampu memperbaiki dan mengembangkan program bimbingan belajar khususnya bimbingan belajar untuk mengembangkan kreativitas.
0 komentar:
Posting Komentar