PTK BK SMP Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kebiasaan bertanya siswa di dalam proses pembelajaran melalui optimalisasi layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Tahun Pelajaran 2009/2010 Semester II contoh ptk bk.
Adapun prosedur penelitian ini adalah terdiri perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi download ptk bk. Penelitian tindakan ini terdiri dari 3 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dengan topik yang berbeda, siklus 1 menggunakan topik bebas, siklus 2 menggunakan topik tugas, dan siklus 3 menggunakan topik campuran yaitu topik bebas dan tugas. Teknik penelitian ini menggunakan teknik pengamatan dan angket, alat pengumpul data adalah instrumen observasi dan instrumen angket.
PTK BK BIMBINGAN KONSELING MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SMP
PTK BK SMP DOC BIMBINGAN KONSELING KELAS IX
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS BK BIMBINGAN KONSELING SMP
CONTOH PTK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri dari pengolahan data, telaah data, dan penyajian data. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kebiasaan siswa dalam bertanya melalui optimalisasi layanan bimbingan kelompok. Peningkatan kebiasaan bertanya dapat dilihat dari hasil observasi selama proses tindakan dalam kegiatan bimbingan kelompok yaitu adanya tuntutan untuk menampilkan tingkah laku bertanya, bentuk tingkah laku bertanya yang ditampilkan bersifat pontan, dapat memilih saat yang tepat untuk bertanya dan bertanya dengan baik tanpa menyinggung perasan orang lain. Sebagai data pendukung untuk mengetahui peningkatan kebiasaan bertanya adalah melalui observasi yang dilakukan oleh guru BK dan guru mata pelajaran sebagai pembanding. Hasilnya kelas yaitu ada peningkatan kebiasaan bertanya dalam proses pembelajaran secara bertahap dari siklus 1, 2 dan 3. Pada siklus 1 . Frekwensi bertanya 40 %, siklus II 60 % dan pada siklus III ada 80 %. Dengan demikian melalui optimalisasi layanan bmbingan kelmpok dapat meningkatkan keaktifan bertanya anggota kelompok dalam proses pembelajaran.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri dari pengolahan data, telaah data, dan penyajian data. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kebiasaan siswa dalam bertanya melalui optimalisasi layanan bimbingan kelompok. Peningkatan kebiasaan bertanya dapat dilihat dari hasil observasi selama proses tindakan dalam kegiatan bimbingan kelompok yaitu adanya tuntutan untuk menampilkan tingkah laku bertanya, bentuk tingkah laku bertanya yang ditampilkan bersifat pontan, dapat memilih saat yang tepat untuk bertanya dan bertanya dengan baik tanpa menyinggung perasan orang lain. Sebagai data pendukung untuk mengetahui peningkatan kebiasaan bertanya adalah melalui observasi yang dilakukan oleh guru BK dan guru mata pelajaran sebagai pembanding. Hasilnya kelas yaitu ada peningkatan kebiasaan bertanya dalam proses pembelajaran secara bertahap dari siklus 1, 2 dan 3. Pada siklus 1 . Frekwensi bertanya 40 %, siklus II 60 % dan pada siklus III ada 80 %. Dengan demikian melalui optimalisasi layanan bmbingan kelmpok dapat meningkatkan keaktifan bertanya anggota kelompok dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci : Optimalisasi, Layanan Bimbingan kelompok, Meningkatkan kebiasaan proses pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan salah satu prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi, bahwa kegiatan belajar mengajar lebih berpusat pada siswa, keaktifan siswa menjadi dasar keberhasilan proses belajar mengajar. Bahkan siswa dituntut lebih banyak belajar mandiri di luar kelas. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar lebih banyak memotivasi dan mengarahkan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Keaktifan siswa di dalam KBK dapat digambarkan seperti; mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan guru, membuat catatan tentang hal-hal penting yang dibahas dalam pelajaran, merespon situasi yang berkembang dalam proses pembelajaran ; bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, menjawab pertanyaan guru dan mengomentari secara positif apa yang dikemukakan temannya.
Salah satu sikap yang menunjukan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran adalah mempunyai kebiasaan bertanya. Kebiasaan bertanya mendukung siswa dalam memahami mata pelajaran dan memudahkan siswa mengerjakan tugas- tugas yang diberikan guru, seperti halnya yang diuraikan oleh Nursisto, bertanya adalah menyambung dan menggabungkan permasalahan. Sebelum bertanya, siswa sudah pasti memiliki bahan yang lebih dahulu diendapkan dalam alam pikir/ batin siswa. Ketika sesuatu yang sudah dimiliki itu kemudian ditambah lagi dengan materi berikutnya siswa akan menemukan bahan baru sekaligus kelanjutannya atau yang berkorelasi dengan bahan yang meningkat tingkat kerumitannya ( Nursisto, 2001 ; 125).
Hasil pengalaman dan pengamatan peneliti, banyak ditemukan siswa yang memiliki kebiasaan bertanya rendah di dalam proses pembelajaran khususnya di SMP Negeri. Hal ini ditunjukan dari banyaknya siswa yang hanya diam mendengarkan penjelasan guru, rendahnya kebiasaan siswa untuk bertanya mempunyai kecenderungan karena siswa tidak memiliki pertanyaan, malu bertanya, takut bertanya, tidak bisa menyusun kalimat untuk bertanya, atau memiliki alasan lain sehingga tidak mau bertanya. Sikap siswa yang demikian itu menyebabkan guru sering mengeluh , guru menjadi kurang bersemangat dalam mengajar dan proses pembelajaran kurang mencapai hasil yang maksimal.
Guru pembimbing sebagai petugas yang ikut bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di sekolah seyogyanya membantu siswa mengatasi permasalahan tersebut, sesuai dengan bidang bimbingan yang harus dilaksanakan oleh guru pembimbing yaitu pelayanan di bidang belajar. Pelayanan di bidang belajar dapat dilakukan melalui sembilan jenis layanan, sembilan jenis layanan tersebut adalah layanan orientasi, informasi, penguasaan konten, penempatan dan penyaluran, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individual, konsultasi dan layanan mediasi. Salah salah satu jenis layanan yang sangat efektif untuk membantu siswa meningkatkan kebiasaan bertanya adalah layanan bimbingan kelompok. Kenyataan di lapangan guru pembimbing jarang melaksanakan layanan bimbingan kelompok dan walaupun dilaksanakan tidak secara optimal.
Rendahnya kebiasaan bertanya siswa di dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal dan siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu usaha dari guru pembimbing sangat diperlukan untuk membantu siswa meningkat kebiasaan bertanya melalui layanan bimbingan kelompok secara optimal.
Berdasarkan kenyataan di atas, rendahnya kebiasaan siswa bertanya di dalam proses pembelajaran dan belum dilaksanakannya bantuan yang di berikan oleh guru pembimbing dalam bentuk layanan bimbingan yang optimal, maka perlu dilakukan suatu tindakan denggan mengoptimalkan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kebiasaan siswa bertanya.
Untuk meningkatkan kebiasaan siswa bertanya dalam proses pembelajaran diperlukan suatu proses pelayanan yang di dalam Bimbingan Konseling disebut layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu jenis layanan bimbingan konseling yang dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber ( terutama dari guru pembimbing ) yang bermamfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar. (Prayitno 1997; 102 ) . Melalui layanan bimbingan kelompok siswa dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting, mengembangkan nilai-nilai tentang hal terterntu dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas di dalam kelompok. ( Depdikbud, 2006 ; 49 ).
Dengan mengoptimalkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dan menggunakan topik tugas, topik bebas dan campuran topik bebas dan tugas sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan siswa sebagai anggota kelompok, maka anggota kelompok berlatih mengemukakan pendapat dan berlatih bertanya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Mengapa kebiasaan bertanya siswa dalam proses pembelajaran pada kelas VIII SMP Negeri rendah ?
2. Mengapa kebiasaan bertanya siswa dalam proses pembelajaran pada kelas perlu SMP Negeri ditingkatkan ?
3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebiasaan bertanya siswa rendah ?
4. Bagaimana agar kebiasaan bertanya siswa di dalam proses pembelajaran meningkatkan ?
5. Apa yang harus dilakukan oleh guru pembimbing agar kebiasaan bertanya siswa dalam proses pembelajaran pada kelas SMP Negeri meningkat ?
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang berkaitan dengan rendahnya kebiasaan siswa bertanya dalam proses pembelajaran adalah sangat kompleks dan memiliki latar belakang atau penyebab yang kompleks pula. Solusi yang dapat dilakukan pun berbagai macam pula, baik yang dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun guru pembimbing.
Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan bertanya siswa adalah dengan mengoptimalkan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu dari sejumlah layanan dalam pelaksaanaan bimbingan konseling di sekolah. Layanan ini membahas dua topik yaitu topik tugas dan topik bebas. Topik tugas adalah topik yang akan dibahas sudah ditentukan lebih dahulu oleh guru pembimbing sedangkan topik bebas adalah topik yang akan dibahas sesuai dengan topik-topik yang dikemukakan dan dipilih oleh anggota kelompok. Anggota kelompok adalah siswa-siswa yang termasuk dalam kategori rendah dalam kebiasaan bertanya kelas SMP Negeri.
Mengingat luasnya pembahasan tersebut di atas maka penulis membatasi dalam penelitian ini dalam hal kebiasaan bertanya ketika mengkuti layanan informasi dalam layanan BK di kelas VIII SMP Negeri. Dengan meningkatkan kebiasaan bertana dalam layanan informasi diasumsikan kebiasaan bertanya siswa dalam mata pelajaran juga meningkat. Mengingat ada kesamaan ketika siswa mengikuti layanan informasi dengan ketika siswa mengikuti proses pembelajaran lain.
Dari sisi tindakan, dalam penelitian ini dibatasi pada bagaimana mengoptimakan layanan kelompok untuk meingkatkan kebiasan bertanya siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengoptimalkan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kebiasaan siswa bertanya dalam proses pembelajaran ?
2. Apakah optimalisasi layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kebiasaan bertanya siswa dalam layanan informasi ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana mengoptimalkan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kebiasaan siswa bertanya dalam proses pembelajaran .
2. Untuk mengetahui apakah optimalisasi layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kebiasaan bertanya siswa dalam layanan informasi.
3. Untuk meningkatkan kebiasaan siswa yang menjadi anggota kelompok bimbingan dalam bertanya ketika mengikuti proses pembelajaran melalui optimalisasi layanan bimbingan kelompok.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa :
Meningkatkan kebiasaan bertanya siswa di dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
2. Bagi Guru Pembimbing
Menjadikan layanan bimbingan kelompok sebagai primadona dalam mengentaskan masalah siswa yang bersifat homogen dan dapat mengetahui secara umum keberhasilan program bimbingan konseling .
3. Bagi Guru Mata Pelajaran
Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, proses pembelajaran kelas akan menjadi lebih aktif dan guru menjadi lebih bersemangat dalam mengajar dan dapat mengetahui sejauhmana materi yang disajikan dapat dipahami oleh siswa.
0 komentar:
Posting Komentar