Selasa, 02 Juni 2020

PENINGKATAN KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII SMP DENGAN SOSIODRAMA

PENINGKATAN KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII SMP DENGAN SOSIODRAMA-Keberhasilan Proses Belajar Mengajar bergantung pada beberapa faktor di antaranya guru, siswa, kurikulum, metode, dan teknik pengajaran. Dari sejumlah faktor di atas gurulah yang menjadi faktor utama, sebagaimana pendapat Badudu (1985:67) yang menyatakan "Penentu keberhasilan pengajaran adalah guru" Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang ilmu pengetahuan yang digelutinya. Selain if& guru harus pula memiliki pengetahuan tentang berbagai metode dan teknik mengajar skripsi keterampilan berbicara pdf.

Guru diharapkan bukan saja sebagai penyampai pengetahuan melainkan harus mampu memupuk sikap positif siswa terhadap mata pelajacan yang disampaikannya, Guru harus membimbing siswa untuk menemukan kemampuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hidayat (1991:31) yang menyatakan bahwa, 
Dalam proses interaksi guru berperan sebagai direktur belajar atau fasilitator belajar. Sebagai direktur belajar, guru memiliki tugas dan kewajiban untuk membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang L diharapkan. Sebagai fasilitator belajar guru berkewajiban untuk \ memberikan berbagai kemudahan belajar pada siswa jurnal keterampilan berbicara

Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Sudjana (1988:7) yang mengemukakan bahwa peranan guru sebagai pengajar lebih berorientasi kepada fungsi pemimpin belajar la harus merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi proses belajar mengajar siswa. Guru harus memilih dan menetapkan strategi yang tepat sesuai dengan kemampuan dan karakter siswa, lingkungan yang tersedia serta situasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

judul ptk bahasa indonesia

DOWNLOAD  PTK BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013

Bertitik tolak dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar tidak harus didominasi guru, melainkan harus bertumpu pada siswa. Guru hanya bertugas sebagai pembimbing, pengawas dan pengarah kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar. Materi pelajaran bahasa Indonesia di SMP, berdasarkan Kurikulum 2004 memiliki dua standar kompetensi bahan kajian Bahasa Indonesia yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra media untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

Kemampuan berbahasa terbagi menjadi empat keterampilan berbahasa yang meliputi: keterampilan menyimak,' berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan pada keempat aspek keterampilan tersebut maka logis sekali apabila tujuan pengajaran bahasa Indonesia, yaitu untuk memahirkan siswa menggunakan bahasa Kemahiran siswa menggunakan bahasa, akan tampak pada kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (1986:2): "Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita". Dalam tugas sehari-hari, para guru bahasa harus memahami benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis, serta terampil mengapresiasi. Untuk mencapai tujuan itu, perlu diajarkan dan dilatihkan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan baik dalam ragam lisan maupun dalam ragam tulis metode yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berbicara. 

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran diperlukan seorang guru yang dapat menguasai mata pelajaran, memilih pendekatan metode dan teknik penyampaian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diajarkan. 

Beberapa ahli berpendapat bahwa setiap teknik itu baik di tangan guru yang pandai menyampaikan teknik itu, maka tujuan pembelajaran akan berhasil dengan baik. Terdapat berbagai teknik yang dapat dipilih guru untuk mengajarkan keempat aspek keterampilan berbahasa salah satunya adalah teknik sosiodrama. Teknik ini lebih menekankan pada para siswa dalam melakukan dramatisasi dan interaksi sosial. Oleh sebab itu penulis memilih teknik ini dalam mengajarkan' drama. Teknik ini memerlukan persiapan yang matang dari guru, serta kesiapan murid dalam melakukannya. Namun demikian teknik ini akan lebih menarik bagi mereka sebab sebagian besar siswa ikut terlibat dalam kegiatan bersastra. Dengan cara ini mereka melakukan kegiatan bersastra sebagai suatu bentuk pengalaman berapresiasi dan berekspresi.

Model pembelajaran melalui teknik sosiodrama dapat melibatkan seluruh siswa dalam kelas untuk bersastra. Dengan cara menirukan dan melakonkan suatu tokoh yang termaksud dalam suatu naskah drama, mereka akan dapat menerapkan kemampuan berapresiasi dan berekspresi secara utuh. Pemeranan dalam sosiodrama memberikan pengalaman tersendiri bagi para siswa, sebab drama "pada hakekatnya mengutamakan perbuatan dan gerak" (Tarigan, 1984:70) 

Berdasarkan kekhasan teknik sosiodrama itu, penulis melakukan penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran dengan teknik sosiodrama dalam mengajarkan sastra. Diharapkan dengan penelitian ini akan tergambar bagaimana pelaksanaan pembelajaran sastra khususnya materi drama.

Studi awal yang penulis lakukan di kelas VII B SMP Negeri ditemukan indikasi sebagai berikut:
1. siswa tidak berani tampil di depan kelas karena malu
2. siswa tidak runtun dalam berbicara
3. dalam berbicara kosakata Bahasa Indonesia masih diselipi oleh kosakata bahasa daerah

Berdasarkan indikasi di atas, penulis menginginkan peningkatan dalan kompetensi berbicara siswa kelas VII B SMP Negeri sekaligus sebagai pembelajaran apresiasi sastra Indonesia dalam bentuk drama, melalui metode sosiodrama

B. Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi keempat keterampilan berbahasa Indonesia. Salah satu aspek keterampilan yang susah diajarkan adalah keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan bahasa Ibu siswa adalah bahas daerah (Sunda) sehingga jika siswa disuruh ke depan untuk berbicara sangat susah, rasa malu lebih besar dibandingkan dengan keberanian. Andaikata pun ada siswa yang mau, terkadang dalam pembicaraan yang dilakukan terselip kosa kata bahas daerah.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah
Untuk meningkatkan kompetensi berbicara siswa penulis akan mencobanya melalui metode sosiodrama. Dalam Penelitian nanti penulis akan membatasi masalah sebagai berikut
1) Penelitian hanya dilakukan pada efektivitas teknik sosiodrama dalam peningkatan kompetensi berbicara pada siswa kelas VII B SMP Negeri.
2) Penelitian hanya dilakukan dalam ranah kognitif

2. Rumusan Masalah
Agar jelas kajian masalah penelitian ini, penulis merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian berikut
1) Bagaimanakah pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?
2) Bagaimanakah perolehan hasil pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?
3) Hambatan apakah yang ditemukan dalam pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?

D. Tujuan Penelitian

Penulis menetapkan tujuan penelitian ini yaitu untuk:
1) Mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri.
2) Mengetahui dan mendeskripsikan perolehan hasil pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri.
3) Mengetahui dan mendeskripsikan hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?

E. Manfaat Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. bagi guru :
memperoleh penguatan bahwa peningkatan kompetensi berbicara lebih efektif dilakukan melalui metode sosiodrama

2. bagi siswa:
- memperoleh pengalaman berharga dalam meningkatkan kompetensi berbicara
- berani tampil di muka kelas
- pembelajaran menjadi lebih bermakna

0 komentar:

Posting Komentar