Senin, 25 Mei 2020

PTK BIOLOGI SMP KELAS VII UNTUK KENAIKAN PANGKAT

JUDUL PTK IPA-Pembelajaran pada awal semester genap tahun 2009/2010 di kelas VII F SMPN lebih banyak dilakukan di dalam kelas, kurang bervariasi, dan kurang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar proposal ptk fisika. Materi pelajaran disampaikan secara teoritik dan tidak berhubungan dengan kehidupan nyata. Proses pembelajaran tersebut menimbulkan kecenderungan siswa bersikap pasif. Dinamika dan interaksi dalam kelas juga belum optimal. Akibatnya, penguasaan kompetensi masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil ulangan harian KD 6.1, ketuntasan klasikal hanya 68,57%. Oleh sebab itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran agar menjadi lebih berkualitas sehingga penguasaan kompetensi siswa meningkat ptk kenaikan pangkat mapel ipa smp.

Penelitian dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengambilan data, dan refleksi. Observer mengambil data aktivitas siswa pada tiap siklus, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari tes tertulis di akhir siklus contoh ptk smp.
Keaktifan siswa mengalami kenaikan yaitu pada siklus 1 prosentase siswa aktif sebesar 64,86% sedangkan siklus 2 sebesar 91,89%. Berdasarkan hasil refleksi diadakan perbaikan pada bentuk kegiatan dan sumber belajar. Hasil belajar juga mengalami kenaikan pada ketuntasan klasikal dan rata nilai. Siklus 1 ketuntasan belajar sebesar 70,27% dengan rata-rata nilai 69,73. Siklus 2 ketuntasan belajar 91,89% dengan rata-rata nilai 88,92 ptk fisika.

Berdasarkan hasil tersebut, kualitas pembelajaran biologi di kelas VII-F SMPN mengalami peningkatan setelah diterapkan pendekatan kontekstual pada  materi “Pengelolaan Lingkungan”. Aktivitas siswa dan penguasaan kompetensi siswa meningkat. Pendekatan kontekstual perlu diterapkan pada materi lain sesuai dengan karakteristik materi tersebut ptk fisika final.

Kata kunci: pendekatan kontekstual, kualitas belajar jurnal ptk ipa smp


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa konsekuensi logis pada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan sekitar sekolah. Proses belajar yang diharapkan melalui kurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran pada awal semester genap tahun 2009/2010 di kelas VII F SMPN lebih banyak dilakukan di dalam kelas, kurang bervariasi, dan kurang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Materi pelajaran disampaikan secara teoritik dan tidak berhubungan dengan kehidupan nyata. Proses pembelajaran tersebut menimbulkan kecenderungan siswa bersikap pasif. Dinamika dan interaksi dalam kelas juga belum optimal. Akibatnya, penguasaan kompetensi masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil ulangan harian KD 6.1, ketuntasan klasikal hanya 68,57%. Oleh sebab itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran agar menjadi lebih berkualitas sehingga penguasaan kompetensi siswa meningkat.

Materi ”Pengelolaan Lingkungan” membahas konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan kaitannya dengan aktifitas manusia. Mencermati karakteristik materi ini, maka strategi pembelajaran lebih tepat menggunakan kegiatan eksplorasi lingkungan karena akan lebih faktual dan nyata. Proses pembelajaran tersebut sejalan dengan pembelajaran berpendekatan kontekstual, yaitu siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima, akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan tepat. Penerapan pendekatan kontekstual tersebut diharapkan menghasilkan pembelajaran berkualitas yaitu adanya aktivitas siswa yang optimal dan penguasaan kompetensi yang meningkat. 

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah kualitas pembelajaran biologi (materi “Pengelolaan Lingkungan”) di kelas VII-F SMPN melalui penerapan pendekatan kontekstual?
2. Apakah dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
3. Apakah dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan  penguasaan kompetensi siswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatan kualitas pembelajaran biologi (materi “Pengelolaan Lingkungan”) melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas VII-F SMPN.
2. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran biologi (materi “Pengelolaan Lingkungan”) melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas VIIF SMPN.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis hasil belajar/penguasaan kompetensi siswa pada pembelajaran biologi (materi “Pengelolaan Lingkungan”) melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas VIIF SMPN.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa:
a. Membangkitkan minat belajar dan mengoptimalkan aktivitas siswa sehingga penguasaan kompetensi meningkat.
b. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan faktual.
c. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan lingkungan untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2. Bagi guru (peneliti):
Mendorong agar tidak ragu mencoba variasi pembelajaran dan lebih kreatif merancang strategi pembelajaran.

3. Bagi sekolah:
Memberikan sumbangan dalam perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan potensi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh pada mutu
sekolah.

E. Definisi Operasional

1. Pendekatan Kontekstual adalah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman siswa. Pendekatan ini bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat (Bandono, 2008).

2. Kualitas Pembelajaran 
Kualitas pembelajaran dalam penelitian ini ditinjau dari dua segi: proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila =85% siswa mencapai kompetensi minimal.

0 komentar:

Posting Komentar