Selasa, 17 Agustus 2021

PTK DARING MEDIA GOOGLE MEET UNTUK SISWA SMP 2021

PTK PEMBELAJARAN ONLINE PANDEMI COVID 19-Tujuan penelitian adalah untuk peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan pada siswa kelas VIII SMPN   Provinsi Jawa Timur di semester 1 tahun pelajaran 2020/2021 dengan penggunaan media google meet di masa Pandemi Covid 19. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan selama 4 bulan minimal 2 siklus. Subjek pada penelitian ini adalah 44 siswa kelas VIII SMPN. Teknik pengumpulan data hasil belajar siswa dengan teknik tes. Teknis analasis data adalah analisis data kuantitatif, yaitu rata-rata nilai tes hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dengan penggunaan media google meet dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan pada siswa kelas VIII SMPN, yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada prasiklus persentase ketercapaian KKM 43,18% kemudian meningkat pada siklus I menjaadi 61,36% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 88,64% sedangkan nilai rata-rata kelas pada pra siklus nilai rata-rata siswa berada pada angka 60,68 dengan 19 siswa yang tuntas dari 44 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71,82 dengan 27 siswa yang tuntas dari 44 siswa, hasil ini belum mencapai kriteria minimal ketuntasan ≥75, sehingga perlu dilaksanakan siklus II. Pada Siklus II nilai rata-rata kelas siswa sudah mencapai kriteria minimal ketuntasan ≥75% yaitu pada angka 83,52 dengan 29 siswa yang tuntas atau 88,64% dari 44 siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster. Kesimpulan dari penelitian bahwa dengan penggunaan media google meet sangat efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster, sehingga layak untuk diterapkan di SMPN. contoh ptk pembelajaran daring smp

Kata Kunci: hasil belajar, bahasa Indonesia, google meet

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA GOOGLE MEET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI TEKS IKLAN, SLOGAN, DAN POSTER PADA SISWA KELAS VIII DI SEMESTER 1  TAHUN PELAJARAN 2020/2021

DOWNLOAD FILE


Latar Belakang Contoh PTK di masa pandemi Covid-19

Pendidikan adalah usaha yang diupayakan sekolah terhadap siswa yang diserahkan kepadanya agar nantinya siswa itu mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap  hubungan-hubungan dan tugas sosial mereka (Mudyahardjo: 2010).  

Sarana dan prasarana di SMPN , sudah dapat dikatakan memadai. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, sekolah ini telah memiliki buku-buku, dan  fasilitas internet sebagai pendukung kegiatan pembelajaran dimasa pandemi covid 19. 

Guru mata pelajaran Bahasa Indonsia di kelasVIII SMPN, telah melakukan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonsia dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran dimasa pandemi covid 19. Dari beberapa metode/media yang diterapkan, hasil belajar siswanya rata-rata belum menunjukkan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah, yaitu ≥75. contoh proposal ptk pembelajaran daring

Hasil belajar siswa yang diperoleh siswa dinilai mulai dari ranah kognitif, afektif, sampai psikomotor. Namun berdasarkan hasil observasi, terdapat suatu kekurangan yang ada dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster dimasa pandemi covid 19 pada siswa kelas VIII SMPN,  yaitu karena kurangnya kemauan siswa untuk berusaha mencari informasi tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Alasan lainnya yaitu, kemampuan memecahkan masalah siswa kurang dikembangkan, oleh karena itu tingkat kemampuan memecahkan masalah siswa masih kurang. Sebagian besar siswa kurang mengetahui cara bagaimana langkah dalam menyelesaikan masalah.  

Pelaksanaan proses pembelajaran dalam rangka pencapaian hasil belajar siswa memang diperlukan berbagai model pembelajaran, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Sejauh ini banyak metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran baru yang dianggap lebih mampu untuk mengakomodasi dan mengoptimalkan potensi dan karakteristik yang dimiliki siswa yang pada akhirnya secara signifikan dapat memeberikan hasil belajar yang lebih baik. 

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dimasa pandemi covid 19 adalah penggunaan media google meet pada pelajaran Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster ptk pembelajaran daring matematika. 

Dengan demikian dalam pembelajaran yang menggunakan media google meet menuntut keaktifan siswa secara maksimal dalam memecahkan masalah untuk memperoleh informasi. Berdasarkan masalah- masalah yang dihadapi oleh siswa kelas VIII SMPN, peneliti menerapkan penggunaan media google meet di masa pandemi Covid 19  akan sangat membantu perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  di kelas tersebut. 

Selama proses pembelajaran daring, banyak sekali hambatan yang dihadapi guru maupun siswa. Salah satu batu ganjalan bagi siswa yaitu sering mengalami kesulitan dalam mengartikan atau memahami instruksi dari guru. Apalagi instruksi itu hanya berbentuk tulisan yang kebanyakan dikirim melalui pesan WhatsApp. Karena sebab itu bapak atau ibu guru diharapkan untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada sehingga proses pembelajaran dapat tercapai saat pembelajaran daring. Untuk mencapai proses pembelajaran yang di maksud media yang dapat digunakan dalam mensiasati pembelajaran daring salah satunya yaitu dengan menggunakan media google meet. contoh ptk ipa smp masa pandemi

Berdasarkan hasil observasi di kelas VIII SMPN , siswa sering kali memilih untuk bersikap acuh ketika mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tentu menjadi masalah bagi guru. Oleh karena itu,  guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar Bahasa Indonesia yang inovatif agar para siswa mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik dimasa pandemi covid 19 ini. 

Dari uraian tersebut, maka selaku guru Bahasa Indonesia di kelas VIII SMPN , dengan bertitik tolak dari masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  disepakati untuk dilakukannya perbaikan proses pembelajaran dengan penggunaan media google meet di masa pandemi Covid 19 untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  siswa kelas VIII SMPN contoh ptk ips smp masa pandemi.

Dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, dengan mempertimbangkan solusi, peneliti menganggap bahwa penggunaan media google meet ke dalam kegiatan mengajar sangatlah penting, sehingga perlu dilakukan penerapan metode tersebut ke dalam pembelajaran melalui penelitian yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Media Google Meet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Teks Iklan, Slogan, Dan Poster Pada Siswa Kelas VIII SMPN   Di Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021”. penelitian tindakan kelas daring

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster pada siswa kelas VIII SMPN, dengan menggunakan media google meet di masa pandemi Covid 19?

2. Apakah dengan perbaikan metode pembelajaran dengan penggunaan media google meet di masa pandemi Covid 19 akan meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster pada siswa kelas VIII SMPN   ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  siswa di kelas VIII SMPN    dengan penggunaan media google meet di masa pandemi Covid 19.

2. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  siswa di kelas VIII SMPN    setelah menerapkan penggunaan media google meet di masa pandemi Covid 19.

Manfaat Penelitian

Penggunaan media google meet untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  siswa di kelas VIII SMPN  diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Guru

Penelitian ini memberikan pilihan atau informasi tentang penggunaan media google meet di masa pandemi Covid 19. Dan dapat pula membantu perbaikan dalam proses pembelajaran di sekolah dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster  siswa kelas VIII SMPN.

2. Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa dan mamapu mendorong kemampuan berfikir kritis serta menggali semua potensi yang ada pada diri siswa yang pada akhirnya untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

3. Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi sistem pendidikan, terutama untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum, atau bagi sistem pengajaran Bahasa Indonesia  baik berupa metode, pendekatan ataupun metode pembelajaran sehingga kualitas pengajaran dapat ditingkatkan.


Selasa, 02 Juni 2020

PTK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah dilaksanakan mulai tanggal 16 s/d 27 Desember 2005, melalui tiga siklus yaitu siklus I tanggal 16 dan 17 Desember 2005, siklus II tanggal 20 dan 23 Desember 2005 dan siklus III tanggal 24 dan 27 Desember 2005. Judul ptk ”Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri pada pokok bahasan Teorema Pythagoras melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil” dilaksanakan dengan lokasi di SMP Negeri yang subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri tahun pelajaran 2005/2006 dengan jumlah siswa
seluruhnya 40 orang ptk pdf.

Guru akan melakukan sesuatu untuk memperbaiki kekeliruan atau kesalahan siswa dalam rumus Teorema Pythagoras, artinya siswa hanya berpedoman a2 = b2 + c2 tanpa memperhatikan mana sisi miringnya dan mana sisi- sisi siku-sikunya. Jadi dalam PTK, apa yang akan dilakukan guru peneliti membuat perencanaan sendiri, melaksanakannya sendiri, mengamatinya sendiri dengan partisipasi teman sejawat (prinsip kolaboratif), direfleksi sendiri dan disimpulkan sendiri tingkat keberhasilannya. Guru membuat tolak ukur keberhasilannya sendiri. Tes yang dibuat guru adalah LKS dan Tes formatif yang divaliditasi oleh dosen pembimbing contoh ptk.

Dari siklus I, siklus II dan siklus III bahwa untuk bobot B (baik) berturut-turut 6,7% menjadi 13,3% akhirnya 89% Hal ini menunjukkan kenaikan-kenaikan yang berarti. Hal ini pula bahwa melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil, upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri pada pokok bahasan Teorema Pythagoras tercapai ptk gratis.

BAB I
PENDAHULUAN proposal ptk

A. Latar Belakang Masalah

Matematikawan yang pertama kali merasa tidak puas terhadap metode yang didasari semata-mata pada pengalaman adalah Thales (640-546 SM). Masyarakat Matematika sekarang menghargai Thales sebagai orang yang selalu berkata “Buktikan itu” dan bahkan ia selalu melakukan itu. Dari sekian banyak teorema terbaiknya yang pertama kali dibuktikan adalah: sudut-sudut alas dari suatu segitiga samakaki adalah: sudut-sudut alas dari suatu segitiga samakaki adalah kongruen, sudut-sudut siku-siku adalah kongruen, sebuah sudut yang dinyatakan dalam sebuah setengah lingkaran adalah sudut siku-siku penelitian tindakan kelas.
Sepeninggal Thales muncullah Pythagoras (582-507 SM) berikut para pengikutnya yang dikenal dengan sebutan Pythagorean, melanjutkan langkah Thales, para Pythagorean menggunakan metode pembuktian tidak hanya mengembangkan Teorema Pythagoras, tetapi juga terhadap teorema-teorema jumlah sudut dalam suatu polygon, sifat-sifat dari garis-garis yang sejajar serta teorema tentang lima bangun padat beraturan penelitian tindakan kelas terbaru 2020


Hasil kerja dan prinsip Thales jelas telah menandai awal dari sebuah era kemajuan matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif sebagai alasan logis yang dapat diterima. Sebagai penerus Thales maka Pythagoras pun menggunakan metode pembuktian, artinya teoremanya dapat dibuktikan kebenarannya secara kongkret.

Salah   satu   teoremanya   adalah;   bahwa   pada   setiap   segitiga   siku-siku berlaku  kuadrat  sisi  miring  sama  dengan  jumlah  kuadrat  sisi-sisi  siku-sikunya, atau  yang  merupakan  kebalikan  teoremanya  adalah;  apabila  pada suatu  segitiga, kuadrat  salah  satu  sisinya  sama  dengan  jumlah  kuadrat  sisi-sisi  lainnya,  maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku. Hal ini tentu berarti sudut siku-sikunya terletak di depan sisi yang terpanjang atau sisi miring (hipotenusa) ptk terbaru 2020.

Jika rumus Pythagoras ditulis  a 2 = b2 + c2,  maka sisi miring (hipotenusa) segitiga tersebut adalah a, sehingga b dan c adalah sisi-sisi siku-sikunya , hal ini berarti  ??A  berada  di  depan  sisi miring  a.  Dari  rumus  di  atas  searti  dengan b2 = a 2 - c2   atau  c2 = a 2 - b2 .

Akan tetapi peserta didik sering salah karena rumus di atas berlaku jika sisi miringnya a, sehingga kalau  diganti  sisi  miringnya  b  atau  c  maka  rumus  di atas  tidak  berlaku.  Yang  berlaku adalah b2 = a 2 + c2 jika  sisi  miringnya  b,  dan c2 = a 2 + b2   jika sisi miringnya c kumpulan penelitian tindakan kelas.

Dari pernyataan (rumus) yang salah, maka hal ini akan berlaku fatal, misalnya pada waktu siswa menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku apabila dua sisi yang lain telah diketahui, baik pada  bangun  bidang  maupun bangun ruang. Bukan hanya rumus a2 = b2 + c2 , tetapi siswa kelas VIII F SMP Negeri banyak sekali yang salah dalam menentukan rumus Tripel Pythagoras, karena tigaan yang dimaksud adalah ;  a 2 + b2 ,  a 2 - b2 , dan 2ab, a dan b adalah anggota bilangan bulat positif, dengan a > b.

Kesalahan siswa biasanya terdapat pada waktu menentukan harga b lebih besar dari pada a, sehingga satu sisi yang dirumuskan dengan a2 - b2, akhirnya bernilai negatif, hal ini tidak dipakai karena panjang garis itu tentu  dinyatakan dengan bilangan positif. Dari kesalahan-kesalahan di atas guru berusaha untuk mengarahkan peserta didik agar mereka memperoleh pernyataan  atau  rumus-rumus  dan penggunaannya secara benar contoh judul ptk.

B. Perumusan Masalah

Menanggapi  serta  mencermati  uraian  latar  belakang  masalah,  masalah penelitian tindakan kelas dirumuskan sebagai berikut:
1.   Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri pada pokok bahasan Teorema Pythagoras?
2.   Apakah hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri pada  pokok  bahasan  Teorema  Pythagoras  dapat  ditingkatkan  melalui  diskusi dalam kelompok-kelompok kecil judul ptk yang menarik?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian pada latar belakang dan pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.   Meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII F SMP Negeri untuk belajar mata pelajaran Matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil.
2.   Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri pada pokok bahasan Teorema Pythagoras melalui diskusi dalam kelompok-kelompok kecil contoh masalah dan judul ptk.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

1.   Manfaat Bagi Siswa
a.   Siswa  mendapatkan  pengalaman  baru  pembelajaran  melalui  diskusi dalam kelompok kecil.
b.  Siswa dapat memahami materi pembelajaran  dengan  lebih  mudah karena  siswa  dapat melihat  proses  penyusunan  rumus  dengan  benda konkret judul skripsi ptk.
c.   Siswa dapat mengkontruksi sendiri rumus-rumus Teorema Pythagoras melalui diskusi kelompok kecil.
d.   Seeing is believing dan learning by doing dapat  diterapkan  pada pembelajaran  melalui diskusi  kelompok  kecil,  sehingga  pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran semakin meningkat.
e.   Prestasi belajar siswa meningkat karena pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.

2.   Manfaat Bagi Guru
a.   Guru lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa karena perhatian siswa dapat terfokus.
b.   Keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat karena prestasi belajar siswa yang tinggi.
c.   Meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan materi pelajaran.
d.   Guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif.
e.   Memberikan kesempatan guru lebih menarik siswa dalam proses belajar mengajar.
f.    Memungkinkan guru dan siswa lebih mengenal benda konkrit sebagai sarana belajar.
g.   Siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.
h.   Memperoleh  kesempatan  untuk  dapat  menggunakan  sarana  prasarana yang ada di sekolah.

3.   Manfaat Bagi Sekolah
a.   Diharapkan masyarakat lebih antusias untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.
b.   Menciptakan sekolah sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan. 
c.   Lingkungan sekolah sebagai obyek belajar siswa.
d.   Kinerja  sekolah  sebagai  lembaga  pendidikan  dapat  dievaluasi dengan adanya penelitian.
e.   Sekolah terbantu dengan adanya pengadaan alat peraga dari peneliti.
f.  Keberhasilan sekolah untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat ditingkatkan karena prestasi belajar siswa yang tinggi.
g.   Penelitian yang diadakan dapat merangsang guru-guru yang lain untuk memperbaiki metode dan media pembelajaran yang mereka terapkan cara memilih dan merumuskan masalah ptk.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari bagian awal, bagian pokok atau isi, dan bagian akhir skripsi.

1.   Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal skripsi ini memuat halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran contoh judul penelitian materi ptk.

2.   Bagian Isi Skripsi
Pada bagian isi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab sebagai berikut :
a.   Bab I Pendahuluan
Dalam Bab I berisi tentang alasan pemilihan judul, permasalahan penegasan istilah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

b.   Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan
Dalam   Bab   II   ini   memuat   tentang   Tinjauan   Kepustakaan,   dan Hipotesis  Tindakan.  Berisi  teori  yang  dijadikan  sebagai  acuan  dalam penelitian ini yang merupakan tinjauan dari buku-buku pustaka. Dalam bagian  ini  peneliti  membahas  tentang  belajar  menurut  beberapa  ahli dalam  beberapa  sumber  buku.  Di  samping  itu  juga  dikemukakan factor-faktor yang mempengaruhi belajar, model pembelajaran  diskusi dalam kelompok kecil, dan pokok bahasan yang terkait dengan model pembelajaran   tersebut.   Yakni   pembahasan   materi   pokok   bahasangambar  gambar  atau  denah  berskala  yang  merupakan  materi  dari geometri.  Bagian  selanjutnya  peneliti  mengajukan  hipotesis  tindakan yang merupakan jawaban sementara dan memerlukan penelitian.

c.   Bab III Metode Penelitian
Pada Bab III memuat tentang lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian, rancangan  penelitian  yang  terdiri  atas  tiga  siklus  setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, tolak ukur keberhasilan, instrument penelitian, cara pengumpulan data dan analisi data.

d.   Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam Bab ini berisi tentang pelaksanan pada siklus 1, siklus 2, siklus 3 dan selanjutnya dibahas hasil penelitian tersebut. 

e.   Bab V Simpulan dan Saran Dalam Bab ini berisikan simpulan dari hasil penelitian dengan memperhatikan dari hasil penelitian ini maka dikemukakan saran-saran dan penutup.

PENINGKATAN KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII SMP DENGAN SOSIODRAMA

PENINGKATAN KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII SMP DENGAN SOSIODRAMA-Keberhasilan Proses Belajar Mengajar bergantung pada beberapa faktor di antaranya guru, siswa, kurikulum, metode, dan teknik pengajaran. Dari sejumlah faktor di atas gurulah yang menjadi faktor utama, sebagaimana pendapat Badudu (1985:67) yang menyatakan "Penentu keberhasilan pengajaran adalah guru" Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang ilmu pengetahuan yang digelutinya. Selain if& guru harus pula memiliki pengetahuan tentang berbagai metode dan teknik mengajar skripsi keterampilan berbicara pdf.

Guru diharapkan bukan saja sebagai penyampai pengetahuan melainkan harus mampu memupuk sikap positif siswa terhadap mata pelajacan yang disampaikannya, Guru harus membimbing siswa untuk menemukan kemampuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hidayat (1991:31) yang menyatakan bahwa, 
Dalam proses interaksi guru berperan sebagai direktur belajar atau fasilitator belajar. Sebagai direktur belajar, guru memiliki tugas dan kewajiban untuk membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang L diharapkan. Sebagai fasilitator belajar guru berkewajiban untuk \ memberikan berbagai kemudahan belajar pada siswa jurnal keterampilan berbicara

Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Sudjana (1988:7) yang mengemukakan bahwa peranan guru sebagai pengajar lebih berorientasi kepada fungsi pemimpin belajar la harus merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi proses belajar mengajar siswa. Guru harus memilih dan menetapkan strategi yang tepat sesuai dengan kemampuan dan karakter siswa, lingkungan yang tersedia serta situasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

judul ptk bahasa indonesia

DOWNLOAD  PTK BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013

Bertitik tolak dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar tidak harus didominasi guru, melainkan harus bertumpu pada siswa. Guru hanya bertugas sebagai pembimbing, pengawas dan pengarah kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar. Materi pelajaran bahasa Indonesia di SMP, berdasarkan Kurikulum 2004 memiliki dua standar kompetensi bahan kajian Bahasa Indonesia yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra media untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

Kemampuan berbahasa terbagi menjadi empat keterampilan berbahasa yang meliputi: keterampilan menyimak,' berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan pada keempat aspek keterampilan tersebut maka logis sekali apabila tujuan pengajaran bahasa Indonesia, yaitu untuk memahirkan siswa menggunakan bahasa Kemahiran siswa menggunakan bahasa, akan tampak pada kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (1986:2): "Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita". Dalam tugas sehari-hari, para guru bahasa harus memahami benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis, serta terampil mengapresiasi. Untuk mencapai tujuan itu, perlu diajarkan dan dilatihkan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan baik dalam ragam lisan maupun dalam ragam tulis metode yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berbicara. 

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran diperlukan seorang guru yang dapat menguasai mata pelajaran, memilih pendekatan metode dan teknik penyampaian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diajarkan. 

Beberapa ahli berpendapat bahwa setiap teknik itu baik di tangan guru yang pandai menyampaikan teknik itu, maka tujuan pembelajaran akan berhasil dengan baik. Terdapat berbagai teknik yang dapat dipilih guru untuk mengajarkan keempat aspek keterampilan berbahasa salah satunya adalah teknik sosiodrama. Teknik ini lebih menekankan pada para siswa dalam melakukan dramatisasi dan interaksi sosial. Oleh sebab itu penulis memilih teknik ini dalam mengajarkan' drama. Teknik ini memerlukan persiapan yang matang dari guru, serta kesiapan murid dalam melakukannya. Namun demikian teknik ini akan lebih menarik bagi mereka sebab sebagian besar siswa ikut terlibat dalam kegiatan bersastra. Dengan cara ini mereka melakukan kegiatan bersastra sebagai suatu bentuk pengalaman berapresiasi dan berekspresi.

Model pembelajaran melalui teknik sosiodrama dapat melibatkan seluruh siswa dalam kelas untuk bersastra. Dengan cara menirukan dan melakonkan suatu tokoh yang termaksud dalam suatu naskah drama, mereka akan dapat menerapkan kemampuan berapresiasi dan berekspresi secara utuh. Pemeranan dalam sosiodrama memberikan pengalaman tersendiri bagi para siswa, sebab drama "pada hakekatnya mengutamakan perbuatan dan gerak" (Tarigan, 1984:70) 

Berdasarkan kekhasan teknik sosiodrama itu, penulis melakukan penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran dengan teknik sosiodrama dalam mengajarkan sastra. Diharapkan dengan penelitian ini akan tergambar bagaimana pelaksanaan pembelajaran sastra khususnya materi drama.

Studi awal yang penulis lakukan di kelas VII B SMP Negeri ditemukan indikasi sebagai berikut:
1. siswa tidak berani tampil di depan kelas karena malu
2. siswa tidak runtun dalam berbicara
3. dalam berbicara kosakata Bahasa Indonesia masih diselipi oleh kosakata bahasa daerah

Berdasarkan indikasi di atas, penulis menginginkan peningkatan dalan kompetensi berbicara siswa kelas VII B SMP Negeri sekaligus sebagai pembelajaran apresiasi sastra Indonesia dalam bentuk drama, melalui metode sosiodrama

B. Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi keempat keterampilan berbahasa Indonesia. Salah satu aspek keterampilan yang susah diajarkan adalah keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan bahasa Ibu siswa adalah bahas daerah (Sunda) sehingga jika siswa disuruh ke depan untuk berbicara sangat susah, rasa malu lebih besar dibandingkan dengan keberanian. Andaikata pun ada siswa yang mau, terkadang dalam pembicaraan yang dilakukan terselip kosa kata bahas daerah.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah
Untuk meningkatkan kompetensi berbicara siswa penulis akan mencobanya melalui metode sosiodrama. Dalam Penelitian nanti penulis akan membatasi masalah sebagai berikut
1) Penelitian hanya dilakukan pada efektivitas teknik sosiodrama dalam peningkatan kompetensi berbicara pada siswa kelas VII B SMP Negeri.
2) Penelitian hanya dilakukan dalam ranah kognitif

2. Rumusan Masalah
Agar jelas kajian masalah penelitian ini, penulis merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian berikut
1) Bagaimanakah pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?
2) Bagaimanakah perolehan hasil pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?
3) Hambatan apakah yang ditemukan dalam pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?

D. Tujuan Penelitian

Penulis menetapkan tujuan penelitian ini yaitu untuk:
1) Mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri.
2) Mengetahui dan mendeskripsikan perolehan hasil pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri.
3) Mengetahui dan mendeskripsikan hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran peningkatan kompetensi berbicara melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VII B SMP Negeri?

E. Manfaat Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. bagi guru :
memperoleh penguatan bahwa peningkatan kompetensi berbicara lebih efektif dilakukan melalui metode sosiodrama

2. bagi siswa:
- memperoleh pengalaman berharga dalam meningkatkan kompetensi berbicara
- berani tampil di muka kelas
- pembelajaran menjadi lebih bermakna

Senin, 01 Juni 2020

PTK MATEMATIKA KELAS 8 SMP MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PTK MATEMATIKA SMP WORD-Alasan pemilihan judul di atas adalah siswa kesulitan dalam  menyelesaikan soal-soal  dalam pokok  bahasan  teorema  Pythagoras,  karena  tidak  memahami  dan menguasai materi pelajaran sehingga berakibat hasil tes rendah ptk matematika smp.

Tujuan Penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal materi teorema Pythagoras dan merencanakan tindakan yang harus dilakukan oleh guru yaitu menerapkan metode penggunaan alat peraga/demonstrasi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu agar siswa terampil dalam menyelesaikan soal sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras judul ptk matematika smp kurikulum.

Metode dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dimana tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIA MTs tahun pelajaran 2005/2006 yang terdiri dari 40 siswa. Hasil Penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah sebagai berikut. Pada siklus pertama  siswa yang tuntas belajar klaksikal sebanyak 25 orang  (62,5%)  dan  yang  tidak  tuntas  belajar   sebanyak 15  orang  (37,5%)  dengan  rata-rata kelas 73,34 atau dengan daya serap  73,3 %.  Sedangkan pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar klaksikal sebanyak 33 orang (82,5%) dan tidak tuntas belajar sebanyak 7 orang (17,5 %) dengan rata-rata kelas 80,33 atau daya serap 80,33 %, karena sudah memenuhi target yang diharapkan maka proses penelitian dihentikan pada siklus kedua ptk matematika smp untuk kenaikan pangkat.
Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa metode penggunaan alat peraga model pythagoras dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proposal ptk matematika smp kelas 8 pokok bahasan teorema Pythagoras pada siswa kelas VIIIA semester gasal MTs tahun pelajaran 2005/2006, aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat. Oleh sebab itu dalam pembelajaran disarankan guru matematika menggunakan  metode penggunaan alat peraga yang sesuai ptk matematika terbaru.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ptk matematika smp kelas 8 doc Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi secara menyeluruh, cepat dan mudah dari berbagai  sumber  dan  tempat  di  dunia.  Untuk memperoleh, memilih dan mengelola informasi yang selalu  berubah, tidak pasti dan kompetitif diperlukan  kemampuan  dengan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif  dan kemauan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran matematika.

Mencermati  proses  pembelajaran  matematika  di  tingkat  SMP/MTs pada umumnya masih banyak yang menggunakan cara konvensional seperti ekspositori, drill, dan ceramah. Kebanyakan guru dalam kegiatan pembelajarannya dimulai dengan ceramah, menerangkan pokok materi, memberikan contoh cara menyelesaikan soal dan memberi tugas rumah. Pembelajaran seperti ini dirasa peneliti masih ada kelemahan, terutama pada pembahasan  pokok-pokok  bahasan  yang  memerlukan penggunaan  media atau   alat  peraga.  Pembelajaran  model  tersebut  di  atas  dapat  menimbulkan kejenuhan siswa. 

MTs sebagai tempat penelitian lokasinya berada di daerah pedesaan. Sejak berdiri tahun 1983 hingga saat  ini MTs telah memiliki 15 rombongan belajar dengan jumlah guru sebanyak 29 orang. Empat dari  29  guru  yang  ada  adalah  pengampu  mata  pelajaran matematika dan tiga diantaranya adalah guru yang memiliki latar belakang pendidikan matematika. Hingga saat ini di MTs tempat peneliti mengajar dan melakukan penelitian, belum memiliki alat-alat peraga untuk mata pelajaran matematika.  Ruang  laboratorium  yang  dimiliki  digunakan  untuk laboratorium IPA dan komputer.
Salah  satu  pokok  bahasan  dalam  mata  pelajaran  matematika  kelas VIIIA  MTs  di  antaranya adalah  teorema  Pythagoras.  Pada  pokok  bahasan ini, siswa dituntut dapat menggabungkan dan menerapkan materi geometri, yakni luas daerah segitiga, luas daerah persegi, dan perhitungan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan. Pada pokok bahasan ini, banyak di antara siswa mengalami kesulitan  dalam  memahami  dan  menyelesaikan  soal-soalnya. Cakupan materi yang luas dari suatu pokok bahasan dan beban materi mata pelajaran yang cukup banyak menjadi penyebab keadaan tersebut. Banyaknya jenis mata pelajaran yang dibebankan kurikulum madrasah/sekolah dan kurangnya alat peraga yang berhubungan dengan mata pelajaran matematika, juga ikut mempengaruhi siswa dalam menguasai materi pelajarannya.

Di samping hal-hal yang disebutkan di atas, ada beberapa hal lain yang berkaitan  dengan  keadaan  siswa  dalam  memahami  dan  menguasai  suatu pokok bahasan, di antaranya adalah:
1. kesiapan siswa saat mengikuti kegiatan  pembelajaran,
2. kecenderungan  siswa  untuk  belajar  pada  saat  menjelang  ada  ulangan atau tes saja,
3. tingkat kemampuan siswa dalam penguasaan berbahasa Indonesia yang masih kurang, dan
4. kurangnya  partisipasi  orang  tua/wali  murid  dalam  mendorong  serta memotivasi belajar di rumah contoh ptk matematika smp kurikulum 2013 doc.

Hal-hal tersebut di atassecara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pada tahun-tahun pelajaran sebelumnya, nilai rata-rata ulangan harian pokok bahasan teorema Pythagoras selalu lebih rendah dibanding pokok bahasan lainnya. Salah satu penyebab rendahnya nilai  rata-rata  tersebut adalah tidak  adanya alat-alat peraga yang  mendukung proses pembelajaran dalam  materi tersebut, sehingga siswa sulit memahami konsep dan menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pokok bahasan itu. Oleh karena itu, peneliti sebagai pengampu mata pelajaran matematika pada madrasah tersebut merasa terpanggil untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa dengan cara mengusahakan agar dalam proses pembelajaran dapat mempergunakan alat-alat peraga, khususnya pada pokok bahasan teorema Pythagoras.

Dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga yang memadai sangat membantu tingkat pemahaman  siswa,  terutama  dalam  memahami konsep sehingga siswa menjadi lebih jelas dalam memahami pokok bahasan tersebut. Penggunaan alat peraga, sebagai gagasan atau ide peneliti merupakan  salah  satu  sarana  pendukung  dalam  proses  pembelajaran  yang akan diterapkan pada penelitian ini.

Adapun alasan peneliti tertarik memilih judul tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Peneliti  sebagai  guru  mata  pelajaran  matematika  merasa  terpanggil untuk memperbaiki keadaan itu.
2. Selama  ini  peneliti  sebagai  guru  mata  pelajaran  matematika  di  MTs tersebut belum pernah menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materinya terutama materi teorema Pythagoras.
3. Peneliti ingin membantu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata  pelajaran  matematika  dengan  cara  menggunakan  alat  peraga dalam proses pembelajarannya.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada alasan pemilihan judul di atas maka permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
Apakah prestasi belajar siswa kelas VIIIA MTs tahun  pelajaran  2005/2006  dalam pokok bahasan teorema Pythagoras dapat ditingkatkan melalui penggunaan alat peraga model Pythagoras?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIIA MTs tahun pelajaran 2005/2006 dalam pokok bahasan teorema Pythagora melalui penggunaan alat peraga model Pythagoras.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Siswa
a. Siswa dapat menggunakan nalarnya dengan baik dan tidak jenuh saat mengikuti proses pembelajaran.
b. Agar  siswa  dapat  berpikir  kritis  dan  dapat  menyelesaikan  soal- soal dengan tepat dan benar.
c. Siswa memperoleh tambahan keterampilan dalam memahami pokok bahasan teorema Pytagoras.
d. Siswa mampu menerapkan penguasaan materi pelajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat bagi Guru
a. Guru dapat mengembangkan metode pembelajaran yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
b. Guru  dapat  memonitor  perkembangan prestasi siswa secara terprogram dan terarah dengan baik.
c. Guru dapat memilih dan menerapkan metode pembelajaran dengan baik pada materi-materi selanjutnya. Sebagai sarana pengembangan mutu kegiatan belajar mengajar, yang pada akhirnya diperoleh   informasi   tentang   perkembangan   siswa didiknya secara teliti dan seksama.

3. Manfaat bagi Sekolah
a. Sekolah memperoleh masukan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama pada mata pelajaran matematika.
b. Dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika di sekolah yang bersangkutan.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam skripsi ini secara garis besar di bagi menjadi tiga bagian, yakni bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.

1.   Bagian Awal
Bagian awal skripsi ini secara berturut-turut berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman  motto  dan  persembahan,  kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran-lampiran.

2.   Bagian Isi
Pada bagian isi dalam penulisan skripsi ini dibagi atas lima bab yakni BAB I PENDAHULUAN, berisi alasan pemilihan judul, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, dan sistimatika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN, berisi teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yang merupakan tinjauan  dari  buku-buku  pustaka.  Dalam  bagian  ini peneliti  membahas tentang belajar menurut beberapa ahli dalam beberapa sumber buku. Di samping itu juga dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar melalui pendekatan pembelajaran dan strategi pembelajaran serta pokok bahasan yang terkait dengan model pembelajaran tersebut, yakni pembahasan materi pokok bahasan teorema Pythagoras yang merupakan materi yang dipilih peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Bagian selanjutnya  peneliti  mengajukan hipotesis  tindakan yang  merupakan jawaban sementara dan memerlukan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN, memuat lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian, rancangan penelitian yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan,  pengamatan,  dan  refleksi.  Di  samping  itu,  untuk  melengkapi laporan penelitian ini juga dijelaskan tolok ukur keberhasilan, instrumen penelitian, cara pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang pelaksanaan pada siklus 1,  siklus 2, dan selanjutnya dibahas hasil penelitian tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN, berisikan simpulan dari hasil penelitian ini dan saran-saran.


3.   Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir skripsi ini berisikan daftar pustaka yang memberikan informasi tentang buku  sumber  yang  digunakan  sebagai acuan  dalam  penulisan  skripsi  ini,  dan  lampiran-lampiran  dari  hasil penelitian dan instrumen penelitian.

Minggu, 31 Mei 2020

PTK MATEMATIKA KELAS VIII SMP

Permasalahan dalam judul ptk matematika smp ini adalah: Apakah model pembelajaran matematika cooperative  learning tipe STAD melalui pemanfaatan alat peraga lebih efektif daripada model pembelajaran  konvensional terhadap hasil belajar khususnya aspek pemahaman konsep peserta didik kelas VIII  semester II SMP NEGERI tahun pelajaran 2006/2007 pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran ptk matematika smp semester 1.

ptk matematika terbaru ini bertujuan untuk mengetahui lebih efektif mana model pembelajaran matematika cooperative learning tipe STAD melalui ptk matematika semester 2 pemanfaatan alat peraga dan model pembelajaran konvensional  terhadap  hasil  belajar  aspek pemahaman konsep peserta didik kelas VIII semester II SMP NEGERI tahun pelajaran 2006/2007 pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII semester II SMP Negeri tahun pelajaran 2006/2007. Dengan teknik random sampling terpilih sampel yaitu kelas VIII-F sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII-D sebagai kelompok kontrol yang masing-masing 40 peserta didik. Kelompok eksperimen diberi pengajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan kelompok kontrol dengan pendekatan pembelajaran konvensional ptk matematika kurikulum 2013. 
Dari penelitian diketahui bahwa rata-rata kelompok eksperimen = 66,45 dan rata-rata kelompok kontrol = 65,68. Dengan  n1 = 40 dan n2 = 40 diperoleh thitung = 2,884. Dengan taraf nyata 5% dan dk = 78 diperoleh ttabel = 1,98. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti pembelajaran matematika pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pemanfaatan alat peraga lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional download ptk matematika smp.

Kata Kunci : Model Pembelajaran: Cooperative Learning Tipe STAD, Alat Peraga, Keliling dan Luas Daerah Lingkaran.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Kemajuan ilmu ptk matematika smp lengkap pengetahuan dan teknologi turut mewarnai dunia pendidikan kita dewasa ini. Tantangan tentang peningkatan mutu, relevansi danefektivitas pendidikansebagai tuntutan nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah. Tujuan dari program kurikulum dapat tercapai dengan baik jika programnya didesain secara jelas dan aplikatif. Dalam hubungan inilah para guru dituntut untuk memiliki kemampuan mendesain programnya dan sekaligus menentukan strategi instruksional yang harus ditempuh. Para guru harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan metode mengajar  yang  diterapkan  dalam  sistem  pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran matematika kebanyakan menjurus ke matematika murni, cepat dan abstrak, kurang memperhatikan kemampuan dan jiwa anak, umumnya peserta didik lebih banyak memperoleh pengalaman tak langsung. Peserta  didik  lebih  banyak  memperoleh  informasi  pada  taraf  percaya, baik percaya pada gurunya maupun pada buku. Hal ini menyebabkan peserta didik merasa sulit mengikuti pendidikan matematika, yang akhirnya mereka merasa takut dan pada gilirannya nanti tidak senang terhadap matematika.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan  sosial budaya,  dan  alam  semesta,  serta  dapat  mengembangkan  kemampuan  lebih lanjut dalam dunia kerja/pendidikan tinggi. Peserta didik SMP pada umumnya masih berusia 11 sampai 16 tahun. Pada usia itu mereka belum memiliki daya analisa dan abstraksi yang sempurna. Mereka lebih mudah memahami benda- benda yang konkrit atau benda-benda nyata. Hal ini telah dikemukakan oleh seorang  psikolog  terkenal  bernama  Jerome  Bruner  yang  mengatakan  bahwa: ”bagi anak-anak berumur antara 7-17 tahun, untuk mendapatkan daya tangkap dan   daya   serapnya   melalui   ingatan,   pemahaman   dan   penerapan   masih memerlukan mata dan tangan”.

Kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa sampai saat ini minat belajar terhadap matematika masih rendah khususnya pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran. Misalnya saja di SMP NEGERI, peneliti melihat bahwa penggunaan alat peraga sangatlah minim. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Sehingga peserta didik kurang bisa mengenal   obyek   metematika   secara langsung tetapi hanya abstrak.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah harus berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Usaha pemerintah dalam hal ini salah satu diantaranya dengan meningkatkan mutu pengajaran, baik  melalui penataran, seminar dan yang lainnya. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan guru, terutama tentang metode, pendekatan, strategi dan keterampilan dalam pengajaran matematika. Salah satu metode yang tepat dan telah diujicobakan yaitu menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika.

Alat peraga dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran  matematika, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar belum sepenuhnya memanfaatkan alat peraga dalam proses kegiatan belajar mengajar, hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya pengertian  akan  pentingnya  alat peraga, kurang biaya, waktu dan tenaga.

Selain penggunaan alat peraga, model pembelajaran juga mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Salah satu alternatif model pembelajaran dalam KTSP adalah model Cooperative  Learning. Model ini biasa  juga  disebut model gotong royong. Sifat belajar Cooperative learning tidak sama dengan belajar kelompok atau belajar bekerja sama biasa. Salah satu model yang identik  dengan cooperative Learning adalah metode STAD (Student Teams Achievement Divisions). STAD merupakan model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Upaya pemerintah  dalam  rangka  memperbaiki  mutu  pendidikan  di Indonesia selain usaha di atas yaitu dengan membenahi kurikulum yang telah berlaku. Mulai tahun 2006, di dalam sistem pendidikan Indonesia diberlakukan   Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing  satuan  pendidikan  yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Dalam KTSP, pembelajaran  matematika  mencakup tiga aspek penilaian yaitu aspek pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi, dan aspek pemecahan masalah. Dalam penelitian ini dibatasi oleh aspek pemahaman konsep dalam sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran.

Untuk mengetahui pengaruh keefektifan model pembelajaran matematika cooperative learning tipe STAD melalui pemanfaatan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran matematika cooperative learning tipe STAD  melalui pemanfaatan alat peraga pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII semester II SMP NEGERI tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian ini dibatasi kurun waktu tertentu yaitu pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran kelas VIII semester II tahun pelajaran 2006/2007 dan aspek pemahaman konsep.

B.  Permasalahan

Berdasarkan pada alasan pemilihan judul, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. “Apakah model pembelajaran matematika cooperative learning tipe STAD melalui pemanfaatan alat peraga lebeih efektif daripada model pembelajaran konvensional  terhadap  hasil  belajar  khususnya aspek pemahaman konsep peerta didik kelas VIII semester II SMP NEGERI tahun pelajaran 2006/2007 pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran? “

C.  Tujuan Penelitian

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  lebih  efektif  mana  model pembelajaran matematika cooperative learning tipe STAD melalui pemanfaatan alat peraga dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar khususnya aspek pemahaman konsep peserta didik kelas VIII semester II SMP NEGERI tahun pelajaran 2006/2007 pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran.

D.  Manfaat Penelitian

Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  yang  luas pada banyak pihak, antara lain : guru, peserta didik, sekolah dan peneliti.

1.   Manfaat bagi guru
a.  Memberikan alternatif bagi guru untuk menentukan metode dalam mengajar yang dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik.
b.   Memberikan  informasi  kepada  guru  bahwa  menggunakan  alat  peraga mempermudah guru dalam memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang berupa perorangan maupun kelompok.

2.   Manfaat bagi peserta didik
Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas dan hasil belajar peserta didik.

3.   Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana memilih strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat sehingga dimungkinkan kelak terjun di lapangan mempunyai wawasan dan pengalaman. Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan kemampuan mengembangkan pembelajaran menggunakan media alat peraga.

E.  Penegasan Istilah

1.   Keefektifan
Keefektifan artinya keadaan berpengaruh, keberhasilan terhadap usaha atau tindakan (Kamus  Besar Bahasa Indonesia, 2002:284). Keefektifan yang dimaksud dalam  penelitian  ini  adalah  keberhasilan tentang suatu usaha atau tindakan yaitu  keberhasilan  pemberian  model  pembelajaran matematika cooperative  learning  tipe  STAD  melalui  pemanfaatan  alat peraga pada peserta didik kelas VIII semester II SMP NEGERI tahun pelajaran 2006/2007 pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran. Dikatakan berhasil jika hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran matematika cooperative learning tipe  STAD melalui pemanfaatan alat peraga lebih baik daripada yang  diajar  dengan model konvensional.

2.   Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para peserta didiknya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan  peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari matematika tersebut  (Amin,
2004:2).

3.   Cooperative Learning tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam  memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu contoh model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran STAD. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.

4.   Alat Peraga
Alat peraga adalah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah  dimengerti oleh peserta didik. Alat peraga juga dapat diartikan benda- benda konkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:28).

5.   Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2006:5). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar khususnya aspek pemahaman konsep pada sub materi pokok keliling dan luas daerah lingkaran. Aspek pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditujukan peserta didik dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur(algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat.

6.   Keliling dan Luas Daerah Lingkaran
Keliling lingkaran adalah panjang busur lingkaran yang ditentukan oleh jari-jari lingkarannya (Husein, 2005:59)
Luas   daerah   lingkaran   adalah   luas   daerah   yang   dibatasi   oleh   suatu lingkaran bagian dalam dengan satuan persegi (Husein, 2005:60)

F.   Sistematika Skripsi

Untuk mengetahui mengenai gambaran isi dari penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan skripsi secara garis besar. Adapun sistematikanya adalah bagian awal berisi tentang halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran. Bagian pokok berisi bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,   permasalahan,   tujuan   penelitian,   manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi. Bab II landasan teori dan hipotesis  yang  berisi  tentang  landasan  teori,  kerangka  berfikir dan  hipotesis. Bab III metode penelitian berisi tentang sampel penelitian, populasi penelitian, variabel  penelitian,  alat  pengumpulan  data,  teknik  pengumpulan  data  dan analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran.


Jumat, 29 Mei 2020

JUDUL PTK IPA BIOLOGI SMP KELAS VII EKOSISTEM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK
BAHASAN EKOSISTEM MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN
CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI TP. 2004/2005


ABSTRAK

Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran ptk biologi sma kurikulum 2013 doc biologi di SMP Negeri memperlihatkan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan KBM, yaitu: jumlah peralatan laboratorium yang kurang memadai, metode pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa jenuh dan bosan untuk belajar  khususnya  mata  pelajaran  biologi  dan  hasil  belajar  yang  tidak  optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi agar menjadi lebih baik  (maksimal)  baik  secara  individu maupun klasikal. Untuk mencapai tujuan tersebut  dilakukan penelitian pembelajaran biologi dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and  Learning)  yang  menekankan aspek-aspek REACT contoh ptk biologi lengkap dengan lampiran meliputi aspek mengaitkan (Relating), aspek mengalami (Experiencing),  aspek menerapkan teori pada situasi tertentu (Applying), aspek kerjasama penelitian tindakan kelas bidang studi biologi (Cooperating) dan perolehan pengetahuan  baru  (Transfering)  sebagai  aspek-aspek pokok pada pembelajaran IPA sebagai proses. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 4 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu: (1) perencanaan (plannimg), dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti mempersiapkan perangkat pembelajaran, membuat alat  evaluasi  dan  instrumen penelitian. (2) Pelaksanaan (acting) yaitu melaksanakan kegiatan KBM dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.  (3) Observasi (observing), yaitu pengambilan data tentang proses hasil belajar siswa. (4) Refleksi (reflecting) adalah kegiatan untuk menganalisa data hasil pengamatan. Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa di salah satu kelas (kelas VII D) SMP Negeri Tahun pelajaran 2004/2005, yang berjumlah 40 siswa ptk biologi sma kurikulum 2013 pdf.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai, baik nilai praktikum maupun  nilai  evaluasi  setiap akhir siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 69,12 dengan ketuntasan belajar 62,50 % jurnal ptk biologi sma pdf. Siklus ke II nilai rata- rata meningkat menjadi 75,53  dengan ketuntasan belajar 70%. Siklus III nilai rata-rata yang dicapai siswa lebih meningkat yaitu 78,33 dengan ketuntasan belajar 90 %. Siklus  ke  IV  nilai  rata-rata  meningkat  menjadi  lebih  baik  yaitu  85,91 dengan ketuntasan belajar 92,50%. Keaktifan siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum juga meningkat selama KBM dari tiap siklusnya, ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya siswa yang memperoleh nilai yang lebih baik dari praktikum sebelumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal dapat ditingkatkan dengan pendekatan pembelajaran CTL, disarankan  agar  pembelajaran  biologi  dengan  pendekatan  ini  dapat dipergunakan sebagai metode alternatif guru dalam meyampaikan materi pelajaran khususnya biologi proposal ptk biologi sma doc.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin  pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain memunculkan persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang lapangan kerja. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya  manusia  yang  berkualitas.  Untuk  mencetak  sumber  daya  manusia  yang berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan skripsi ptk biologi sma pdf.

Berbicara mengenai pendidikan yang ada di sekolah seringkali mebuat kita kecewa, apalagi bila  dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Walaupun seringkali kita  mengetahui  bahwa  banyak  siswa  yang mungkin  mampu  menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap  materi yang diterimanya, tetapi pada kenyatannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak  mengerti  secara  mendalam  pengetahuan  yang  bersifat  hapalan  tersebut. Sebagian besar dari siwa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dapat dipergunakan / dimanfaatkan.

Pembelajaran IPA di SMP pada umumnya masih didominasi oleh aktifitas guru. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan KBM berpegang pada buku paket saja. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  berinteraksi  dengan  benda-benda konkrit dalam situasi yang nyata.

Pada pengamatan awal di SMP Negeri menunjukkan kenyataan bahwa proses KBM berjalan secara teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan nyata tempat siswa berada. Padahal kondisi lingkungan sekolah sangat memungkinkan untuk diadakannya kegiatan praktikum, yang dalam pelaksanaannya tidak harus di dalam laboratorium. Sehingga siswa hanya dapat membayangkan obyek yang sedang dipelajarinya secara abstrak. Pada gilirannya minat dan motivasi serta keaktifan siswa menurun. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar baik secara individu maupun secara klasikal. Hasil pengamatan awal ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 60%. Ketidaktuntasan  hasil  belajar  siswa  dipengaruhi  oleh  banyak faktor,   seperti   fasilitas   sekolah  yang kurang memadai, pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran kurang menarik dan tingkat keaktifan siswa yang rendah judul ptk biologi sma.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya sebuah strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan  siswa,  yaitu  suatu pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa. Pendekatan pembelajaran ini salah satunya menekankan kepada bagaimana belajar di sekolah yang  dikontekskan  ke  dalam  situasi  dunia  nyata,  sehingga  hasil  belajar  dapat diterima dan berguna bagi siswa selama di sekolah atau setelah mereka lulus dari sekolah tersebut.

Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan kepada pembelajaran kontekstual. Penerapan pembelajaran kontekstual ini daharapkan dapat mendorong minat,  motivasi,  dan  keaktifan siswa dalam proses KBM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.

Hakekat pembelajaran kontekstual ini adalah pembelajaran yang menekankan aspek-aspek REACT,  yaitu aspek mengaitkan (relating), aspek mengalami (experiencing), aspek menerapkan teori pada situasi  tertentu (applying), aspek kerja sama (cooperating), dan aspek perolehan pengetahuan baru (tranferring). Aspek-aspek tersebut aspek-aspek pokok pada pembelajaran IPA sebagai proses. Sehingga dengan pendekatan CTL siswa dapat mengamati sendiri, merasakan, memegang suatu  obyek, bekerja menggunakan alat dan bahan, yang pada akhirnya akan, memudahkan siswa untuk  mengingat materi pelajaran yang telah dipelajarinya.

B.  Permasalahan

Dari uraian di atas permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah "Apakah hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri pada konsep Ekosistem dapat ditingkatkan dengan pendekatan kontekstual?".

C.  Penegasan Istilah

Istilah dasar yang perlu diperhatikan dalam skripsi ini adalah:

1.   Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya  (Sudjana, 1990). Dalam hal ini hasil menekankan pada segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa  dalam proses KBM guna mencapai tujuan pembelajaran.

2.   Pokok bahasan ekosistem
Ekosistem hewan merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran biologi, yaitu pada kelas VII semester genap.

3.   CTL (Contextual Teaching and Learning)
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan CTL adalah pembelajaran yang menekankan aspek REACT yaitu Relating (mengaitkan), Experiencing (mengalami), Applying (menerapkan  teori), Cooperating (kerjasama), dan Transfering (memperoleh pengetahuan baru).

D.  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.   Untuk meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas VII D SMP Negeri, khususnya pada pokok bahasan ekosistem.
2.   Memperoleh pendekatan pembelajaran Biologi yang sesuai untuk materi ekosistem.

E.  Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 
1.  Bagi Siswa
a.   Materi pembelajaran lebih menarik, karena contoh-contoh yang diberikan guru bersifat aplikatif,  mudah diingat dan dijumpai secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
b.   Menggalakkan cara pemecahan masalah melalui interaksi antar siswa. 

2.  Bagi Guru
a.   Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi ekosistem.
b.   Membantu pencapaian tujuan kurikulum yang seimbang dalam aspek akademik, kepribadian dan sosial.

3.  Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.